Tuesday, January 3, 2012

Terdampar

Foto: hasil browsing dari Google (pinjam ya...)


Badai topan semalam telah meluluhlantakkan kapal tua itu. Serpihan-serpihannya berceceran di atas pasir pantai. Di sebuah karang tersangkut kain layar yang telah tercabik tak ada rupa.

Mata laki-laki itu terasa perih. Sinar matahari langsung menghunjam ubun-ubunnya. Tenggorokannya tercekat. Kepalanya menoleh lemah, kedua bola matanya letih mencari. Namun, sejauh mata memandang, di pulau itu tak ada sebatang pohon pun yang tumbuh. Tak ada pula mata air. Jelas ini adalah pulau mati. Tak ada kehidupan disini. Mulutnya mulai haus. Perutnya lapar.

Tiga hari telah terlewati. Tak ada tanda-tanda kapal atau tim penyelamat yang lewat. Putus asa mulai menjajah sanubarinya.

Hari keempat, hujan turun dengan lebat. Si lelaki berdecap meneguk butiran-butiran air yang tumpah. Sesekali mulutnya mengunyah nikmat. Tak dipedulikan darah yang menggenang bercampur air hujan. Satu tangannya kini hanya tinggal sebatas lengan.

2 comments:

Anonymous said...

hmmm....saya membayangkan cerita hari kelima dan keenam...dst...bagaimana nasib si lelaki yg tengah terdampar..

Anjar Oktaviani said...

Mungkin habis... tinggal mulutnya saja yang tersisa.... hiiiii... >.<