Thursday, February 16, 2012

Hujan Salju


Foto: hasil browsing di Google (pinjam ya...)

"Cuaca sekarang sudah tak menentu."
"Global warming melanda nyaris di seluruh pelosok bumi."
"Banyak petani gagal panen karena sawahnya rusak tergenang air."
"Keluarga para nelayan kelaparan karena laut yang terus bergejolak membuat mereka takut untuk berlayar mencari ikan."
"Harga ikan melambung tinggi. Begitu pula harga hasil pertanian. Semua karena musim yang tak bersahabat dengan manusia."

Berita cuaca sekarang bisa ditebak. Semuanya bernada sama. Eh, tapi sebentar, ada kehebohan berita yang sama sekali lain di tv. Baru pertama kali terjadi!

"Saat ini telah terjadi hujan salju di Jakarta. Salju tersebut datang sesaat hujan selesai turun. Sungguh fenomena yang ajaib! Masyarkat berbondong-bondong keluar rumah untuk mencari tahu rasanya salju yang selama ini hanya bisa mereka lihat di dalam televisi. Bahkan beberapa ada yang mencicipi."

Aku menengok ke arah kamar nenek yang jendelanya terbuka. Di luar hujan tinggal rintik-rintik. Nenek sedang duduk di depan jendela. Ia menyisir rambutnya sambil bersenandung pelan. Ketombe putih, turun dari rambutnya yang telah beruban semua. Setiap sisir digerakkan, maka ketombe akan turun dengan lebatnya, terbang terbawa angin dan memenuhi seluruh kota.