Monday, January 2, 2012

Laki-laki Bercodet

Foto: hasil browsing di Google (pinjam ya...)

Laki-laki brewok bertampang mengerikan itu ikut mempercepat langkahnya. Aku, secara refleks lebih memacu kakiku yang setengah gemetar.

Sekilas, kulihat ia mulai setengah berlari mengejarku. Aku pun kini sudah berlari, sambil memperhatikan sekitar. Pokoknya aku harus tetap berada di keramaian. Aku kan nggak sebodoh sutradara atau pembuat skenario sinetron penuh uraian air mata dan dendam, yang mengarahkan pemainnya ketika dikejar oleh orang jahat malah melarikan diri ke tempat-tempat sepi... ke hutan... ke gunung... ke laut.. lalu ke pantai....

Aku menoleh lagi. Laki-laki itu masih mengejar. Tangannya mengacung-acung mengancam. Di lengannya tatto-tatto bertaburan. Rambut gondrong awut-awutan. Ditambah lagi satu "kesalahannya", sebuah codet melintang di pipi. Lengkap sudah gambaran seorang penjahat seperti di layar kaca.

Aku semakin panik. Jalanan telah sepi. Maklum, hampir tengah malam. Aaahh... gara-gara laporan sialan hingga membuatku lembur dan harus pulang sendirian.

Jarak kami semakin dekat. Dari suara nafasnya yang memburu, aku bisa memastikan ia hanya tinggal beberapa langkah di belakangku. Hak sepatuku yang tinggi sangat menyulitkanku untuk berlari.

Ya ampuunn!!! Dia hanya tinggal selangkah di belakangku. 


Mati aku!! Pasti kena!!


Gubrak!! 
Aku terjatuh tersandung batu.
Habis aku kali ini. Pasrah. Kupejamkan mata dan mulai berdoa.

"Mbak, ini dompetnya. Tadi jatuh. Saya panggil-panggil tapi Mbak malah lari. Jatuh kan jadinya...."

1 comment:

Anonymous said...

iiiih ini juga bagus....mengingatkan kita buat jangan cepat menilai seseorang, buktinya siapa yg nyangka biarpun ndk pernah mandi atw dandan tp penulis ini punya "lebih" dari sekedar tubuh seorang wanita wkwkwkw ( it's a compliment dear )...