Monday, January 23, 2012

Radio

Foto: hasil browsing dari Google (pinjam ya...)

Entah mengapa, channel radio ini bagai sebuah diary yang menceritakan cerita cintaku. Semua lagu yang diputar siang ini ada kisahnya.

Seperti lagu pertama tadi. Apakah kau masih ingat? Ya... lagu itu diputar di sebuah cafe tempat pertama kali kita bertemu. Saat itu, pelayan salah mengantarkan pesanan. Membuat ice lemon tea-ku tertukar dengan cappucino-mu.

Dan ya... lagu kedua ini... Benar! Itu saat kau ungkapkan cinta. Lagu ini yang diputar berulang kali di tape mobilmu. Di luar, gerimis membasahi kaca mobil. Membuat ciuman pertamamu terasa hangat di bibirku.

Kemudian, lagu ketiga... Tidak! Ini disaat aku menghabiskan malam berurai air mata karena pengkhianatanmu. Lagu ini tak henti-hentinya kuputar. Kesal, kupatahkan saja cd-nya. Tapi, besok kubeli lagi cd yang sama. Kesal, kupatahkan lagi. Kubeli lagi. Begitu terus sampai penjualnya kehabisan stock.

CD yang terakhir sudah kubuang. Sudah dua tahun. Sudah saatnya melupakan. Tetapi, radio ini malah mengingatkanku dan merobek luka lamaku lagi.

Ah, air mataku mengalir deras. Menganak sungai.

Tiba-tiba, si penyiar keluar dari dalam radio. Dengan penuh simpati, menawarkan sapu tangan merah jambunya.


No comments: