Friday, October 5, 2012

Sang Diva



Gambar hasil browsing dari google. Pinjam ya...


Diva baru telah terbit.
Semua mengelu-elukannya.
Setiap telinga terlena mendengarkan alunan suaranya. Bahkan ada yang rela tak tidur semalaman hanya untuk mendengarkan lagunya yang diputar berulang-ulang.

"Mbak, apa rahasianya sih suaranya bisa bagus begitu?"
Pertanyaan yang ke sekian kali dari media pencari berita. Semua ingin tahu. Kemudian menuliskannya sebagai headline sambil ditambahi berbagai bumbu.

"Tidak ada yang dirahasiakan. Sama seperti penyanyi yang lainnya, rajin latihan, jaga kesehatan, dan menyeleksi makanan. Biasa, kurangi yang berminyak-minyak saja." Jawab si Diva dengan anggun. Tatapannya penuh dengan rasa percaya diri. Sekujur tubuhnya gemerlapan bertaburkan perhiasan. Permata yang dahulu hanya dapat diimpikan, kini ada dalam genggaman. Ketenaran, kilat kamera, gemerlap panggung, kontrak dengan deretan angka yang menakjubkan, serta puja-puji dari penggemar telah ia dapatkan.

Apa lagi yang kurang?
Semua sempurna.
Bahkan dunia pun telah ia genggam.

Namun, tak ada yang tahu. Di sebuah desa di kaki bukit yang terpencil dan jauh dari peradaban, satu per satu penduduknya mulai bisu. Tiap kali sang Diva datang, satu pita suara pun hilang.

1 comment:

siadebangor said...

flashfiction yang asyik :)